Kepribadian Seorang Guru, Apa dan Bagaimana?

KEPRIBADIAN SEORANG GURU, APA DAN BAGAIMANA?
Oleh : Ahmad Budisusilo

Pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni, kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. (Pasal 28 PP No. 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan)

Pengantar
Proses pembelajaran suatu kelas yang difasilitasi oleh seorang guru yang professional adalah merupakan kondisi ideal yang diimpikan oleh masyarakat luas terlebih oleh dunia pendidikan. Guru yang professional akan mampu membawa sisiwa siswinya pada suatu proses pembelajaran yang efektif, dimana ini diyakini akan dapat meningkatkan students achievement itu sendiri dalam proses pembelajaran. Akan tetapi untuk mencapai kredibilitas seorang guru yang professional adalah bukan suatu pekerjaan segampang membalikkan telapak tangan kita. Menurut Bambang Heri Purnomo (2005) ada dua permasalahan yang harus dipertimbangkan untuk menuju pembelajaran yang ideal. Pertama adalah kualitas pendidik itu sendiri. Masih banyak dijumpai di banyak kelas guru mengajar dengan seenaknya, bahkan tanpa suatu persiapan apapun sebelum mengajar di depan kelas. Perangkat kegiatan belajar mengajar yang dibawa adalah produk MGMP atau sekolah lain yang dicomot begitu saja tanpa dikaji terlebih dahulu untuk disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik sekolah. Kedua berkenaan dengan paradigma pendidikan. Diyakini bahwa sebagian besar guru belum mengenal dengan baik apa itu paradigma baru yang berkembang di dalam dunia pendidikan kita sekarang ini, apalagi mengimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Fenomena tersebut tentu saja terkait erat dengan bagaimana seorang guru harus memiliki suatu kepribadian sebagai seorang pendidik yang baik.

Mutlak pembentukan dan penataan kepribadian seorang guru merupakan suatu keharusan apabila kita menginginkan terjadinya suatu proses pembelajaran yang baik. Diharapkan apabila kelas dibimbing oleh seorang guru yang mempunyai kepribadian yang baik akan memberi dampak yang baik pula pada proses pembelajaran.

Penting bagi seorang guru untuk memahami pengertian dasar tentang kepribadian dan lebih lanjut mengerti lebih jauh konsep kepribadian yang baik bagi seorang guru. Pada akhirnya mengimplementasikan pada dirinya untuk menjadi seorang guru yang memiliki kepribadian yang baik selama melakukan proses belajar mengajar maupun (secara lebih luas) diluar proses belajar mengajar.

Kepribadian Seorang Guru

Teori kepribadian adalah kajian ilmu yang membahas secara sistematis mengenai diri manusia sebagai individu. Kajian ilmu ini banyak bekerja untuk mengenal individu dalam hubungannya dengan situasinya, lingkungan dan pengalaman sehari hari, sehingga titik beratnya ada pada sifat sifat individual dari manusia dan dihubungkan dalam situasi situasi yang konkrit.

Banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dalam merumuskan suatu definisi tentang kepribadian. Gordon W. Allport mengatakan ada 49 definisi tentang kepribadian dan ditamah satu definisinya sendiri. Allport mengatakan personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems hat determines his unique adjustment to his environment. Pemahaman psychophysical (jiwa raga) adalah keseluruhan fisik- psikologis yang ada pada pada seorang individu. Faktor fisik meliputi bentuk badan, proses psikologis, dan faktor genetika. Sedang factor psikologis adalah pengamatan, intelegensi, minat, motivasi, perasaan.

Dalam masyarakat umum, guru adalah tetap merupakan satu sosok atau figur yang mampu memberi inspirasi, penggerak dan pembimbing dalam kegiatan kegiatan sosial kemasyarakatan. Ini tidak lepas dari status guru sebagai panutan bagi siswa siswinya disekolah yang secara mendalam melekat dalam dirinya, dan lebih luas figur itu dianggap sebagai ‘panutan’ pula bagi masyarakat umum disekitarnya.

Tentu saja ini berpengaruh pada kuatnya sorotan dan kontrol masyarakat pada segala tindak tanduk seorang guru termasuk kepribadiannya. Kondisi ini mau tidak mau membuat guru harus mendudukkan dirinya sebagai figur yang tidak bias seenaknya bertingkah laku dan bermasyarakat. Perilaku dan kepribadian guru sudah terlanjur diberi label baik dan bermoral yang patut diteladani oleh lapisan masyarakat tidak hanya didepan para siswanya tetapi juga masyarakat umum. Seringkali seorang guru dimasyarakat diberi kepercayaan untuk menjadi Ketua RT/RW, penjabat kepanitiaan tertentu yang bersifat kenegaraan seperti pemilu atau sejenisnya, dan jabatan jabatan lainnya. Masyarakat percaya guru patut dan mampu melaksanakan itu semua karena kredibilitas umum figur guru yang sudah berlabel baik. Ini adalah sesuatu predikat yang berat, tetapi kalau kita mau berfikir sehat dan progresif ada sebuah peluang besar bagi kita selaku guru untuk berbuat banyak dalam memperbaiki masyarakat kita, atau minimal mengarahkan dinamika masyarakat bangsa kita yang disinyalir sedang mengalami degradasi moral.

Perlu kita sadari bahwa kelas kita adalah masyarakat kecil. Disana duduk anak anak kita yang juga merupakan anggota masyarakat yang masih terbungkus dalam tubuh yang masih kecil kecil, cara berfikir yang masih labil, perlu tuntunan, perlu panutan dari Sang Guru. Anak anak itu masih dan harus kita arahkan dengan baik dan benar agar kelak mereka menjadi anggota anggota masyarakat yang baik. Bisa kita bayangkan apabila siswa siswi kita mendapat didikan dan arahan yang benar dari guru, bukan suatu yang tidak mungkin akan lahir pula masyarakat masyarakat yang baik Masyarakat ini beranggotakan anak anak kita yang telah mendapatkan didikan dan bimbingan dari para guru yang memiliki kepribadian yang baik dan sehat. Saya berfikir ini adalah bukan impian seorang pelamun disiang hari atau seorang guru dari pedesaaan seperti saya.

Lalu apa yang diperlukan dan dibutuhkan untuk menggapai mimpi itu? Apa yang harus dimiliki negara ini untuk mewujudkan mimpi itu? Dari kacamata dunia pendidikan maka jawabannya adalah, seperti yang sedikit telah disebutkan di alinea atas, para guru yang memiliki kepribadian yang baik dan sehat yang mampu menjadi panutan bagi siswa siswinya. Kepribadian guru yang baik harus mewarnai di segala kegiatan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Kepribadian baik itu tidak boleh hanya dimiliki dan ditampilkan didepan kelas saja, karena harus kita ingat anak anak didik kita akan melihat dan mencontoh guru mereka tidak hanya didepan kelas saja tetapi sampai pada kehidupan sang guru di kantor, lingkungan sekolah bahkan dalam kehidupan keluarga di masyarakat luas.

Lalu kepribadian macam apa yang harus dimiliki oleh seorang guru? Kalau kita mengacu kepada standar nasional pendidikan, kompetensi kepribadian guru meliputi;
(1) Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil, yang indikatornya bertindak sesuai dengan norma hukum, norma sosial. Bangga sebagai pendidik, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
(2) Memiliki kepribadian yang dewasa, dengan ciri-ciri, menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik yang memiliki etos kerja.
(3) Memiliki kepribadian yang arif, yang ditunjukkan dengan tindakan yang bermanfaat bagi peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
(4) Memiliki kepribadian yang berwibawa, yaitu perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
(5) Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan, dengan menampilkan tindakan yang sesuai dengan norma religius (iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

Esensi kompetensi kepribadian guru semuanya bermuara ke dalam intern pribadi guru. Kompetensi pedagogik, profesional dan sosial yang dimiliki seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran, pada akhirnya akan lebih banyak ditentukan oleh kompetensi kepribadian yang dimilikinya. Tampilan kepribadian guru akan lebih banyak memengaruhi minat dan antusiasme anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pribadi guru yang santun, respek terhadap siswa, jujur, ikhlas dan dapat diteladani, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan dalam pembelajaran apa pun jenis mata pelajarannya. Ini harus sangat diperhatikan oleh kita sebagai guru.

Bisa kita temukan dalam dunia pendidikan yang kita alami sehari hari beberapa kasus dimana seorang guru yang mempunyai kemampuan mumpuni secara pedagogis dan profesional dalam mata pelajaran yang diajarkannya, tetapi implementasinya dalam pembelajaran kurang optimal. Hal ini boleh jadi disebabkan tidak terjalinnya komunikasi yang baik antara pribadi guru yang bersangkutan sebagai pendidik dan siswanya, baik di kelas maupun di luar kelas. Hubungan dari hati ke hati antara sang guru dengan siswa siswinya apabila tidak terbangun akan menjadikan proses belajar mengajar dikelas akan menjadi suatu proses penjejalan ranah kognitif belaka tanpa diimbangi nilai nilai afektif yang tidak kalah pentingnya bagi siswa. Dalam konsep pembelajaran PAIKEM yang banyak ditekankan pada dewasa ini, salah satu konsepnya adalah pembelajaran yang menarik. Ini membutuhkan landasan adanya hubungan hati yang baik antar guru dengan para siswanya, dan itu hanya bisa terjadi apabila guru memiliki kepribadian yang baik.

Kata kunci yang bisa kita teriakkan disini adalah tata kembali kepribadian kita sebagai guru. Sudah tidak bisa kita tawar tawar lagi apabila kita tidak ingin ditanya mengapa pendidikan kita banyak menghasilkan anak didik yang cerdas, pintar dan terampil, tapi belum banyak menghasilkan anak didik yang memiliki kepribadian yang sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga, masyarakat kita mengalami degradasi moral dewasa ini, jangan jangan buah kita sebagai pendidik yang belum menampilkan kepribadian yang patut diteladani oleh anak didik kita.

Simpulan

Pendidikan dinegara kita belum bisa dibilang berhasil, terlebih dalam hal menyiapkan anak didik kita untuk menjadi anggatoa masyarakat yang memiliki moral dan kepribadian bangsa yang baik. Guru sebagai ujung tombak yang langsung berhubungan dengan siswa dalam proses belajar mengajar dan interaksi sosial di lingkungan sekolah, disadari atau tidak adalah menjadi contoh panutan langsung bagi siswa siswinya. Ini menuntut suatu kondisi bahwa sang guru harus mempunyai dan menunjukkan sebuah kepribadian yang baik dan sehat. Diharapkan agar anak didik kita bisa mempunyai contoh panutan yang baik, maka guru harus menata diri untuk memiliki dan selalu menunjukkan kepribadian yang baik; didepan lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Daftar bacaan;

I.L. Pasaribu & B. Simanjuntak, SH. 1984, Teori Kepribadian, Bandung : Tarsito Press
M. Ngalim Purwanto, MP, 1992. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Bambang Hari Purnomo. 2005. Seperti Apakah Profesionalisme Guru Itu?. Edusaintek Vol 1, No. 2.
Sudrajat, Drs. 2007. Kompetensi Kepribadian Guru. http://www.pikiran-rakyat.com/ cetak/ 2007/052007/14/99forumguru.htm
Abu Ahmadi & Munawar Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *