Cara Menghindari Penyakit Hati
Cara Menghindari Penyakit Hati
Menurut ajaran Islam, tubuh manusia terdiri dari unsur jasmaniyah dan unsur rohaniyah. Unsur jasmaniyah dapat dilihat dengan mata, sedangkan unsur rohaniyah hanya dapat dirasakan dengan perasaan. Didalam tubuh manusia terdapat hati, yang sangat menentukan perilaku manusia. Jika hati itu baik maka akan baik seluruhnya, tetapi jika hati itu jelek maka semuanya kan menjadi jelek. Dalam hadits hati sebagai unsur rohani harus kita jaga, agar selalu menjadi baik dan tidak merusak seluruh tubuh kita. Ada beberapa penyakit hati yang harus kita hindari yaitu, ananiah, ghadab, hasad, ghibah, namimah, dan lain-lain. Apabila penyakit hati tidak kita hindari, maka akibat yang ditimbulkan akan merugikan diri kita dan orang lain.
Ananiah (Egois)
Ananiah adalah sikap seseorang yang selalu mementingkan diri sendiri tanpa memperdulikan orang lain disekitarnya. Sifat ini sangat tercela, dan membahayakan di dalam pergaulan di masyarakat.
Ananiah termasuk penyakit hati, apabila dibiarkan akan berkembang menjadi sombong, kikir, takabur yang diiringi sifat iri dan dengki.
Artinya :
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Q.S. Luqman [31]: 18)
Nabi saw bersabda :
دَبَّ اِلَيْكُمْ دَاءُ الْاُمَمِ قَبْلَكُمْ الْبَغْضَاءُ وَالْحَسَدُ هِيَ حَالِقَةُ الدِّ يْنِ لاَحَالِقَةُ الشَّعْرِ (رواه الطبرانى)
Artinya :
“ Menimpa kepadamu suatu penyakit umat-umat sebelumkamu yaitu benci membenci dan dengki. Dialah pencukuragama, bukan sekedar pencukur rambut.” (H.R. Thabrani )
Semua penyakit, pasti mendatangkan bahaya. Sifat ananiah akan mendatangkan bahaya bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Apa yang dilakukan Dodo merupakan cerminan dari sifat ananiah.
Perbuatan yang dilakukan Dadu termasuk perbuatan yang tidak terpuji karena Dadu hanya mementingkan dirinya sendiri.
اَلاَ وَاِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً اِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَاِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ اَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ (رواه البخارى)
Artinya :
“ Ketahuilah, didalam tubuh manusia ada segumpaldaging. Apabila segumpal daging itu baik,baiklah tubuhseluruhnya, dan apabila daging itu rusak, rusaklah tubuhseluruhnya. Ketahuilah olehmu, bahwa segumpal daging ituadalah qalbu (hati)” (H.R. Bukhari)
Ghadab (Pemarah)
Ghadab yaitu sifat seseorang yang mudah marah. Orang yang memiliki sifat ghadab apabila menyelesaikan masalah tidak mempergunakan cara yang baik dan kekeluargaan, tetapi mengedepankan(mendahulukan) emosinya, sekalipun pada akhirnya ia menyesal.
Sifat ghadab harus dijauhi, karena ghadab tidak dapat menyelesaikan masalah bahkan dapat menimbulkan masalah yang baru. Sifat sabar yang dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Imam Ghazali mengatakan bahwa orang yang sabar adalah orang yang sanggup bertahan dalam menghadapi gangguan dan rasa sakit serta sanggup memikul beban yang tidak disukainya. Nabi bersabda :
لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرْعَةِ اِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَسْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ (رواه البخارى)
Artinya :
‘Orang yang kuat itu bukanlah orang yang menang berkelahi, tetapi orang kuat ialah yang dapat menguasai dirinya ketikasedang marah. (H.R. Bukhari)
Nabi Muhammad saw juga bersabda yang artinya :
“ Dari Abi Hurairah r.a : Bahwa seorang laki-laki telah berkata kepada nabi saw. Berilah aku nasehat, janganlah engkau jadi pemarah, laki-laki itu kembali berkata lagi beberapa kali, dan nabi saw bersabda : “Janganlah engkau jadi pemarah!” (H.R. Bukhari).
Firman Allah Swt :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (الروم: 41)
Artinya :
“ Telah nampak kerusakan di darat dan di lautdisebabkan karena perbuatan tangan manusia, supayaAllah merasakan kepada mereka sebahagian dari(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).” (Q.S. Ar Rum [30]: 41)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ (البقرة: 153)
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al Baqarah [2] : 153)
Sabar dapat menyelesaikan persoalan tanpa menimbulkan masalah.
Cara meredam ghadab, antara lain ;
Hasad
Hasad ialah perasaan tidak senang melihat orang lain mendapatkan kenikmatan (kesenangan). Hasad dapat membuatseseorang mudah membuat dan menyebarkan berita yang tidakbenar (kejelekan) orang lain yang tidak ada buktinya. Sifat hasad mudah membuat gosip (berita tidak benar) terhadap orang yang tidak disukainya. Sifat hasad dapat merusak kebaikan yang dimiliki seseorang. Nabi saw bersabda :
اَلْحَسَدُ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ (رواه ابوداود)
Artinya :
“Dengki itu memakan kebaikan, sebagaimana api memakankayu bakar” (H.R. Abu Daud)
Firman Allah :
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا آتَاهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ فَقَدْ آتَيْنَا آلَ إِبْرَاهِيمَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَآتَيْنَاهُمْ مُلْكًا عَظِيمًا (النساء : 54)Artinya :
Aaukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantarankarunia yang Allah telah berikan kepadanya? sesungguhnyaKami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluargaIbrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar. (Q.S. An Nisa’ [3] : 53)
Firman Allah dalam surat Al Baqarah: 109 :
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (البقرة: 109)
Artinya :
“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapatmengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelahnyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. Al Baqarah [2] : 109)
Sifat hasad dimanapun pasti ada yang memilikinya. Kadang kala sifat hasad yang dimiliki tersebut kurang disadari bahayanya bagi diri sendiri di kemudian hari. Orang yang memiliki sifat hasad merasa bangga kalau orang yang dibencinya dapat ia sengsarakan.
Menyadari tentang bahayanya sifat hasad terhadap amal perbuatan kita
Ghibah (Bergunjing/mengumpat)
Ghibah ialah membicarakan aib orang lain. Sedang manusiatidak suka, apabila bentuknya, perangainya, keturunannya dan ciri-cirinya dihina dan nama baiknya dinodai.
Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad Saw yang artinya :
“Tahukah kamu, apakah mengumpat itu ? “Sahabat berkata : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Lalu Nabi bersabda : “Yaitu kamu menceritakan tentang saudaramu mengenai hal-hal yang dibencinya. Maka ditanya pula : “Bagaimana, jika yang saya katakan itu sebetulnya terdapat pada saudara tersebut ? Nabi menjawab : “Jika yang kamu katakan itu ada padanya, berarti kamu telah mengumpatnya, dan jika tidak seperti apa yang kamu katakan itu, sungguh kamu telah berbuat dusta tentang dirinya (kamu telah menuduh dia). (H.R. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa’i)
Dalam Al Qur’an Allah berfirman :
Arinya :
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Al Hujurat [49] : 12)
Di dalam ayat tersebut diibaratkan, bahwa orang yang mengumpat itu seperti makan daging bangkai saudara sendiri.
Hadis Nabi :
عَنْ جَابِرٍ وَاَبِى سَعِيْدٍ قَالاَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِيَاكُمْ وَالْغِيْبَةَ فَاِنَّ الْغِيْبَةَ اَشَدُّ مِنَ الزِّنَا قِيْلَ لَهُ كَيْفَ قَالَ اِنَّ الرَّجُلَ يَزْنِى وَيَتُوبُ اللهُ عَلَيْهِ وَاِنَّ صَاحِبَ الغِيْبَةِ لاَيَغْفِرُ لَهُ حَتَّى يَغْفِرَ لَهُ صَاحِبَهُ (اخرجه البيهقى والطبرنى وابوالشيخ وابن ابى الدنيا)
Artinya :
“Dari Jabir dan Abu Sa’id mereka berkata, Rasulullah SAW pernah bersabda: Jauhilah olehmu sifat ghibah karena ghibahitu lebih besar dosanya dari pada zina. Ditanyakan kepada Rasul “bagaimana bisa?” Rasulullah menjawab: seorang laki-lakiberzina kemudian bertaubat Allah akan mengampuni kepadanyadan orang yang mempunyai sifat ghibah Allah tidak akanmengampuninya sehingga temannya mau mengampuninya.
Jadi dosa ghibah tidak akan diampuni oleh Allah sebelum orang lain (kena ghibah) mau mengampuninya. Dosa kepada Allah mudah untuk minta ampun. Sedangkan dosa terhadap orang lain Allah belum mau mengampuni jika belum meminta maaf kepadaorang yang bersangkutan.
Namimah (adu domba)
Namimah artinya adu domba yaitu usaha untuk membuatorang lain saling bermusuhan. Umpanya pembicaraan si A disampaikan kepada si B yang pernah diperkatakan si A dengantujuan untuk menimbulkan permusuhan antara si A dan si B dan mengotori kejernihan pergaulan atau menambah keruhnyapergaulan. Sikap namimah sangat dibenci Islam, karena dapatmembuat persatuan umat menjadi pecah sehingga dapatmelumpuhkan (melemahkan) kekuatan umat Islam.
Firman Allah :
وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلاَّفٍ مَهِينٍ , هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ (القلم: 10-11)
Artinya :
Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpahlagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghamburfitnah. (Q.S. Al Qalam [68] : 10-11)
Orang yang mempunyai sifat namimah tidak akan masuk surgaseperti dadijelaskan dalam hadis Nabi SAW :
عَنْ حُذَ يْفَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَامٌ (اخرجه الشيخان)
Artinya :
Diriwayatkan dari Hudzaifah dia berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda: “tidak akan masuk surga orang yang suka adudomba“. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Dalam sabda lainnya, Rasulullah telah bersabda, yang artinya :
“Yang amat dicintai Allah Swt. ialah yang terbaik akhlaknya, yang dermawan lagi gemar menjamu orang, yang dapatmenyesuaikan diri lagi dapat diikuti penyesuaian dirinya itu, sedang yang amat dibenci di sisi Allah ialah orang-orang yang suka berjalan dengan berbuat adu domba, yang memecah belahantara saudara-saudara, lagi pula mencari-cari alasan untukmelepaskan diri dari kesalahan-kesalahan”. (H.R. Ahmad)
Didit menyampaikan kepada Ali, bahwa Tompi mengatakankalau Ali itu orang yang suka hutang dan sulit membayarhutang. Sedangkan kepad Tompi Didit menyampaikan bahwaAli suka menceritakan kejelekan Tompi di depan teman-temannya.
Dalam kehidupan terdapat orang yang memiliki sifat namimah maka akan mudah terjadi pertengkaran dan ketenteraman dalam kehidupan masyarakat tidak akan bisa tercapai. Maka dari itu sifat namimah harus selalu dijauhi oleh semua orang supaya ketenteraman dalam kehidupan dapat dirasakannya.